Rabu, 22 Juni 2011

Burung Sebagai Pendeteksi Pencemaran Gas Beracun

bird and polution
Siapa sangka ternyata keberadaan burung burungdisekitar kita merupakan suatu indikasi kualitas udara yang kita hirup. Coba kita lihat di daerah yang mempunyai kadar polusi udara tinggi, pasti jarang sekali ditemui adanya populasi burung. Berbeda dengan daerah yang hanya mempunyai kadar polusi udara yang sedikit, pasti akan banyak populasi burung yang dijumpai.

Coba lihat daerah di sekitar kita, apakah dijumpai banyak burung atau tidak, apabila burung sulit dijumpai pada daerah tersebut, berarti pertanyakan keadaan udara di daerah anda tersebut. Dan tentunya hal tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.



Burung merupakan hewan yang sangat peka terhadap pencemaran udara, hal tersebut dikarenakan anatomi tubuh burung yang mempunyai kantong kantong udara untuk pernafasannya. Sehingga bila udara yang dihirupnya beracun maka burung akan cepat mati karena burung banyak menampung udara dalam tubuhnya yakni di kantong kantong udara tersebut.

Selain itu burung memiliki tingkat metabolisme yang tinggi dibandingkan dengan hewan yang lain, sehingga bila di dalam tubuhnya terdapat gas beracun maka racun tersebut akan dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh. Karena metabolismenya yang tinggi tersebut burung dapat mengeluarkan feses 25 - 50 kali dalam sehari, suhu tubuhnya juga panas mencapai kurang lebih 42 derajat celcius. 


bird and polution




Nah karena kelebihannya itulah burung merupakan hewan yang paling peka terhadap gas beracun. Di luar negeri burung kenari digunakan sebagai hewan pendeteksi gas beracun pada penggalian goa untuk menambang batubara. Apabila menggunakan burung untuk mendeteksi gas beracun tentunya akan mencegah jatuhnya korban, dilihat dari banyaknya kasus kematian karena gas beracun pada saat penggalian sumur di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar